Selasa, 20 November 2018
makalah Kerjasama tim
Memahami
Kerja Sama Tim
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori dan Perilaku Organisasi
Di susun oleh:
Novia Nurfarida (1128020055)
Resi Apriliani (1128020058)
Resi Anggi Rajak (1128020059)
Sellyanti (1128020072)
Silvia Aprilianur (1128020073)
Sri Nurul Mulyanah (1128020076)
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013/1433
KATA
PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah
yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas rahmat dan barokah-Nya,
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Kerja
Sama Tim”. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori dan Perilaku Organisasi.
Kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka saran dan
kritik yang sifatnya konstruktif untuk penyempurnaan isi makalah ini, penulis
akan terima dan sambut dengan segala kerendahan hati. Atas saran dan kritiknya
kami ucapkan terimakasih.
Dalam
penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari berbagai bantuan dan dukungan
teman-teman yang senantiasa meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran. Dan
yang paling utama adalah kepada dosen yang melimpahkan ilmunya kepada kami.
Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada kami.
Bandung, Mei 2013
Penulis
جزاكم الله خيرا كثيرا
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ..... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah .............................................................................................. .... 2
C. Tujuan
................................................................................................................ .... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kerjasama Tim ................................................................................. .... 3
B.
Membangun Kerjasama Tim .......................................................................... .... 4
C.
Tahapan Perkembangan Tim ......................................................................... .... 8
D. Jenis-Jenis
Tim ................................................................................................... .... 8
E. Manfaat
Membangun Tim .................................................................................. .. 12
F. Hambatan Mewujudkaan Tim ........................................................................... .. 14
G. Perbedaan Tim dan Kelompok
.......................................................................... .. 15
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................. .. 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. .. 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam berkehidupan, manusia tidak bisa hidup sendiri.
Manusia sejatiya membutuhkan manusia lainnya. Manusia yang membutuhkan dan
memiliki kesamaan tujuan akan hidup secara berkelompok. Hal ini disebabkan
manusia secara alamiah merupakan mahluk sosial yang akan selalu hidup dalam
kelomok-kelompok.
Dia tak hanya
membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, hiburan
atau
kesenian, tapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup
lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup
lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Kelompok-kelompok seperti ini kemudian disebut sebagai
tim. Namun tujuan tidak akan tercapai bila tidak ada seseorang yang mampu
menggerakan dan mensinergikan potensi-potensi yang dimiliki anggota tim. Orang
inilah yang disebut sebagai ‘pemimpin’ dan anggota tim yang saling bersinergi
disebut dengan tim yang saling bekerja sama.
Untuk mencapai kerjasama tim yang
baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain
kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik,
memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi
terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim.
Sebuah team work akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi.
Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan
tanggung jawab dalam keorganisasian.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kerjasama tim ?
2. Bagaimana
membangun kerjasama tim yang solid ?
3. Bagaimana
tahapan perkembangan tim ?
4. Apa
saja jenis-jenis tim ?
5. Bagaimana
manfaat membangun tim ?
6. Apa
saja hambatan dalam mewujudkan tujuan tim ?
7. Apa
perbedaan tim dan kelompok ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian kerjasama tim.
2.
Untuk mengetahui membangun kerjasama tim
yang solid.
3.
Untuk mengetahui tahapan dalam
perkembangan tim.
4.
Untuk mengetahui jenis-jenis dalam tim.
5.
Untuk mengetahui manfaat membangun tim.
6. Untuk
mengetahui hambatan dalam mewujudkan tujuan tim.
7.
Untuk mengetahui perbedaan tim dan
kelompok.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kerjasama Tim
Kerja sama tim
terdiri dari dua kata, yaitu kerjasama dan tim. Kerja sama adalah pekerjaan
yang biasanya dikerjakan oleh individu tapi dikerjakan secara bersamaan oleh
dua orang atau lebih dengan tujuan agar pekerjaan tersebut lebih ringan. Kerja sama
juga merujuk pada praktik seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja
di khalayak bdengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama
secara umum, alih-alih bekerja secara terpisah dalam persaingan. Sedangkan tim
adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Atau sebuah tim adalah
sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan keterampilan yang berbeda yang
berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan pendekatan yang sama, yang
tanggung jawabnya diambil bersama.
Tim dapat
disimpulkan sebagai suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang
harmonis memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi
maupun organisasi. Keikatan dan interaksi yang harmonister sebut akan muncul
dalam bentuk keterpaduan pola pikir (way of thinking), pola emosi dan motivasi
(way of feeling), dan pola tindak (way of action) (Prajudi Atmosoedirdjo,1989).
Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi dan motivasi, serta pola tindak,
memudahkan terjadinya titik temu bagi berbagai keinginan dan interes ke dalam
tujuan bersama ( common goal).
Kerja sama tim
adalah suatu kemampuan dari sekelompok individu untuk dapat bekerja sama menuju
ke visi yang sama. Suatu kemampuan untuk mengarahkan keberhasilan setiap
individu menuju pada tujuan-tujuan organisasi. Kerja sama tim merupakan elemen
penting yang dibutuhkan bila kita ingin mencapai suatu hal yang tidak dapat
dicapai oleh orang lain.
B.
Membangun
Kerjasama Tim
Kerjasama tim merupakan elemen penting yang dibutuhkan bila kita ingin
mencapai suatu hasil yang tidak dapat dicapai oleh orang lain. Berikut beberapa
tips dalam membangun kerjasama tim yang baik :
1.
Fokus pada Tujuan Secara Keseluruhan
Jelaskan rencana jangka panjang perusahaan dan lakukan
follow up secara teratur. Orang-orang seringkali terlalu fokus pada masalah
hari ini dan pekerjaan rutin lainnya sehingga kehilangan gambaran akan tujuan
utama secara keeluruhan. Pada waktu anggota lainnya sedang berkonsentrasi untuk
menyelesaikan masalah, orang lain dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya
untuk me-review proses untuk mengeliminasi masalah-masalah yang mungkin muncul
di masa depan.
2.
Definisikan Peran Masing-masing dengan Jelas
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran
masing-masing individu dalam suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin
kesuksesan tim. Bila kita mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing
individu dengan baik, maka akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama
tim secara kolaboratif. Dukunglah tim Sahabat untuk mendefinisikan fungsi
mereka masing-masing. Mereka akan mampu untuk mengambil lebih banyak tanggung
jawab apabila mereka berada dalam posisi yang cocok, dan seseorang dari mereka
mungkin akan dapat mengeluarkan bakat baru yang tidak mereka sadari sebelumnya.
3.
Tetapkan Tujuan
Anggota tim perlu untuk memperhatikan tujuan individu
maupun tujuan tim. Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang
dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Pantauan atau
pengawasan dari pihak-pihak ahli atau senior sangat dibutuhkan untuk
menghilangkan atau paling tidak mengurangi sifat-sifat negatif seperti
kemalasan, keterlambatan, serta suka menunda-nunda pekerjaan. Komunikasikanlah
selalu setiap tujuan dengan jelas, dan pastikan setiap anggota tim mengerti
benar-benar setiap tujuan tersebut.
4.
Bagikan Setiap Informasi yang Ada
Setiap informasi yang disembunyikan akan dianggap
sebagai gosip atau rumor. Hal ini akan sangat menurunkan produktivitas dan
moral semua anggota tim, bila mereka menemukan banyak gosip atau
informasi-informasi yang tidak jelas berkeliaran di antara mereka. Terutama
dalam masa-masa sulit, atau masa-masa peralihan, bagikan dan sebarkanlah semua
informasi yang memang perlu untuk dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan
jangan lupa terus meng-update informasi
tersebut sesering mungkin.
5.
Bangunlah Rasa Kepercayaan antar Anggota Tim
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan dapat
diandalkan. Hargailah kata-kata Sahabat sendiri. Bila Sahabat adalah seorang
pemimpin, dan Sahabat telah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada anak buah,
maka pastikan Sahabat menepati janji tersebut. Bila Sahabat adalah salah satu
anggota tim, dan pernah berjanji untuk melakukan sesuatu kepada sesama anggota
tim atau pemimpin Sahabat, maka pastikan juga Sahabat menepati janji tersebut.
Perlakukan setiap anggota tim dengan perlakuan yang sama. Jangan ada “anak
emas”, “orang istimewa”, dan lain sebagainya.
6.
Tunjukkan Antusiasme
Antusiasme mudah menular. Selalu bersikap positif, dan
penuh harap. Bila mereka melihat Sahabat mengharapkan sesuatu dari mereka, maka
ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha untuk tidak
mengecewakan Sahabat. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan
benar, dan tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.
7.
Have Fun
Bangun semangat yang ada di dalam tim untuk selalu
dapat memberikan energi yang tinggi dan semangat untuk terus bersatu. Sediakan
waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak
ada tujuan yang dapat dicapai dengan mudah bila suasana kerja sama selalu
berada dalam keadaan tegang.
8.
Delegasi
Biasakan untuk bisa menjelaskan apa yang harus
dikerjakan dan mungkin bagaimana cara mengerjakannya (bila diperlukan), lalu
biarkan. Lebih baik lagi bila Sahabat dapat menjelaskan masalah yang ada dan
hasil seperti apa yang Sahabat inginkan, lalu biarkan tim Sahabat mengembangkan
caranya sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut. Percayakan tugas kepada
setiap individu dalam tim secara keseluruhan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
sesuai dengan waktu yang telah Sahabat tetapkan. Bila sudah ada jadwal untuk
me-review proyek Sahabat
pada hari Selasa depan, maka jangan menanyakan hasilnya hari ini. Berilah
kepercayaan kepada tim Sahabat untuk dapat memenuhi deadline-nya masing-masing.
Selain membangun kerjasama
tim, dalam tim juga harus dibangun rasa kebersamaan tim. Untuk
membangun rasa kebersamaan di dalam tim, setiap anggota kelompok harus mampu
menerima keragaman anggota tim. Hal ini disebabkan setiap tim terdiri dari
berbagai individu yang memiliki latar belakang, perilaku, pengalaman yang
berbeda-beda. Tidak ada seorang manusia pun yang diciptakan sama, termasuk
orang yang kembar sekalipun. Oleh karena itu, tim yang efektif apabila
dibangung berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan,
menunjukan rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh
keterbukaan. Oleh karena itu, tim harus memiliki anggota yang memiliki
karakteristik yang berorientasi pada opini, persamaan, dan tujuan. Adapun
penjabaran karakteristik menurut Richard Y. Chang tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Berorientasi
pada opini
-
Berlawanan dengan orang yang bersifat
dogmatis akan mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain.
-
Memperkenalkan gagasannya tanpa
mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa
pada gagasannya.
-
Saling meminta ide dari anggota kelompok
lain, bukan berorientasi pada gagasan perseorangan.
-
Tidak hanya memfokuskan pada idenya
sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
b. Berorientasi
pada persamaan
-
Anggota tim yang berorientasi kepada persamaan
melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat
dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu masalah.
-
Mengandalkan pada semua anggota.
-
Kepercayaan kepada anggota tim
mengingkatkan produktivitas
c. Berorientasi
pada tujuan
-
Kemungkinan tidak mengenal konflik
disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
-
Keseluruhan anggota tim berorientasi
pada tujuan yang sama.
-
Anggota tim mengakui bahwa masing-masing
anggota tim memiliki tujuan dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan
tujuan tim.
-
Keunikan anggota kelompok yang muncul
segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.
Hal yang harus diperhatikan dalam rangka
membangun kerja sama tim yaitu :
a) Meningkatkan
umpan balik sesama anggota tim.
b) Memiliki
komitmen untuk menyelesaikan konflik.
c) Bekerja
sama untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam permbuatan keputusan.
C.
Tahapan
Perkembangan Tim
1. Menetapkan
arah (drive)
Dalam tahap ini tim harus
memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang ditempuh, serta
menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur kerja, serta peraturan bagi tim.
2. Bergerak
(strive)
Peran dan tanggung jawab anggota
tim ditetapkan dengan jelas. Beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh
bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim sehingga seluruh permasalahan
dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3.
Mempercapat gerak (thrive)
Fase ini
memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan
masalah digunakan umpan balik dari sesama anggota, manajeman konflik, kerja
sama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara
cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4. Sampai
(arrive)
Dengan kerja sama tim yang kompak,
tim akan mencapai puncak dengan berhasil mengatasi semua kendala yang ada dan
akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun, apabila fase ini belum
mencapai puncak idealnya, tim harus ditinjau kembali dengan melaksanakan
konsolidasi upaya, misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu, perlu
meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, apakah masih relavan atau
tidak.
D.
Jenis-Jenis
Tim
·
Tim Pemecahan
Masalah
Pada
umumnya tim ini tersusun atas 5 samapai 12 karyawan. Secara periodic tiap
bagian atau departemen dalam organisasi bertemu selama beberapa jam setiap
pecan untuk membahas perbaikan kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja.
·
Tim Kerja
Pengelolaan Diri
Tim kerja
pengelolaan diri umumnya tersusun atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung
jawab dari mantan penyelia atau pengawas. Lazimnya hal ini mencakup pengawasan
kolektif atas kecepatan kerja penentuan kerja organisasi dan istirahat serta
pilihan kolektif prosedur pemeriksaan.
·
Tim Fungsional
Silang
Tim ini
secara efektif membuka banyak kemungkinan orang-orang dari aneka bidang dalam
suatu organisasi untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah. Serta mengkordinasikan proyek yang rumit.
·
Tim Formal
Tim formal
diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal organisasi. Dua
jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim horizontal.
·
Tim Vertikal
Tim
vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando
formal. Terkadang tim ini disebut tim
fungsional atau tim komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi
untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama
para anggota.
·
Tim Horizontal
Tim horizontal
terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper sama,
tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal yang paling
umum adalah angkatan tugas dan komite.
·
Tim dengan
Tujuan Khusus
Tim dengan
tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi formal untuk
mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus. Tim dengan tujuan
khusus masih merupakan bagian dari organisasi formal dan memiliki struktur
laporannya sendiri.
·
Tim dengan
Kepemimpinan Mandiri
Tim yang
dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah karyawan untuk
mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll.
·
Tim global
Tim global adalah
tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota dengan kebangsaan
yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak Negara. Tim global dapat
dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultiral yang para anggotanya berasl
dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan bertemu dengan berhadapan secara
langsung, dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di lokasi yang
terpisah di seluruh penjuru dunia dan melaksanakan pekerjaan mereka dengan
bantuan teknologi elektronik.
Tim dapat diklasifikasikan
berdasar tujuannya. Terdapat 4 bentuk umum dari tim yang biasa kita temukan
sehari-hari yaitu : Tim Problem-Solving,
Tim Self-Managed Work,
Tim Cross-Functional, dan
Tim Virtual.
·
Tim
Problem-Solving
Kata tim
mulai populer sejak 1980-an. Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka
umumnya terdiri atas 4 hingga 12 pekerja yang dibayar per jam dari departemen yang
sama yang saling bertemu sekian jam setiap minggu untuk membahas peningkatan
kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim seperti ini disebut Tim Problem-Solving.
Dalam tim
jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan menawarkan saran seputar
proses dan metode kerja seperti apa yang perlu dilakukan agar
produktivitas dapat ditingkatkan. Jarangkali tim-tim ini diberikan otoritas
untuk secara unilateral (sendirinya)
menerapkan saran mereka ke dalam tindakan. Satu hal yang dikenal sebagai bentuk
Tim Problem-Solving adalahLingkaran Kualitas. Ini merupakan tim
kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling
berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna
mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab
masalah, dan merekomendasikan penyelesaian.
·
Tim Self-Managed
Work
Tim Problem-Solving sudah ada di
jalur yang benar, tetapi mereka tidak beranjak jauh dalam hal pelibatan pekerja
dalam proses pembuatan keputusan (apalagi implementasi) yang berhubungan dengan
suatu pekerjaan. Kekurangan ini mendorong eksperimen dari tim yang benar-benar
otonom yang tidak hanya bercorak problem-solvingmelainkan
juga menerapkan penyelesaian dan punya kewenangan penuh atas hasil-hasilnya.
·
Tim Work Self-Managed
Umumnya terdiri
atas 10 hingga 15 orang yang mengambil alih tanggung jawab dari para
supervisor. Tanggung jawab ini termasuk kendali menyeluruh atas kecelakaan
kerja, penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah organisasi, dan pilihan
prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara kolektif. Tim ini bahkan
memilih sendiri anggotanya.
·
Tim
Cross-Functional
Tim ini
terdiri atas pekerja-pekerja dari tingkat hirarki yang serupa tetapi beda
wilayah pekerjaannya. Mereka bergabung bersama guna menyelesaikan suatu
pekerjaan.
·
Tim Virtual
Tim-tim
yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna
menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran
bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat
metode online, kendati
mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih
banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan
keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari
organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari
organisasi lain semisal supplier ataupun
partner perusahaan.
Terdapat 3
faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-face, yaitu : (1) Ketiadaan
komunikasi lisan-fisik; (2) terbatasnya konteks sosial, dan (3) kemampuan
mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to-face, orang menggunakan
paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal
seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya.
Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut nihil di
dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial yang
manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.
E.
Manfaat
Membangun Tim
Robert B. Maddux dalam bukunya Team
Building mengatakan bahwa membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut :
1. Dengan
adanya tim, sasaran yang realistis ditentukan, dan dapat dicapai secara optimal.
2. Anggota
tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil.
3. Anggota
tim memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu satu sama
lain.
4. Komunikasi
bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja berjalan
secara baik karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan
permasalahannya.
5. Pemecahan
masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6. Umpan
balik kinerja lebih memadai karena angoota tim mengetahui apa yang diharapkan
dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim.
7. Konflik
diterima sebagai hal yang wajar dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan
masalah. Melalui diskusi, konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
8. Keseimbangan
tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
9. Tim
dihargai atas hasil yang baik dan setiap anggota dipuji atas kontribusi
pribadi.
10. Anggota
kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta
menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
11. Anggota
kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan
perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
12. Anggota
kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya.
Banyak
keuntungan dalam tim dibandingkan dengan kerja individu. Oleh karena itu,
sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Berikut
adalah ciri-ciri tim yang efektif menurut Wandi. S. Barata dan Pius M.
Sumaktoyo yang diambil dari buku “Mencapai Sasaran melalui kerja sama tim” yang
merupakan hasil alih bahasa dari buku “Achieving Goals Through Team Work”
1. Team
merupakan kumpulan orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi
mencapai sasaran-sasaran yang jelas yang diketahui oleh semua anggota tim dalam
suasana saling memercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan kerja.
2. Dalam
suatu tim yang efektif, anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan
dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang
berbeda-beda.
3. Pemecahan
masalah dilakukan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
4. Para
anggota dan pimpinan tim bersedia berbagi ilmu pengetahuan, informasi, dan
keterampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidak
ada penonjolan pribadi.
5. Apabila
terjadi perbedaan pendapat, mereka akan duduk bersama dan memecahkan
permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara
terbuka.
6. Pembagian
dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang berkerja secara
mandiri, tetapi tetapi dalam kerangka kerja sama.
7. Berbagai
saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun
berasal dari anggota tim yang lain.
8. Seluruh
anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan,
tanpa merasa cemas akan suara yang menentang.
F.
Hambatan
Mewujudkan Tujuan Tim
Ada beberapa hal
yang dapat mengganggu kerjasama tim, diantaranya adalah :
1.
Egois
Sikap egois dapat menghancurkan
sebuah kerjasama tim yang solid, jika Anda mempunyai anggota tim yang egois
jangan dipertahankan walaupun orang tersebut mempunyai kemampuan yang luar
biasa, jangan sampai hanya karena satu orang maka kerjasama tim yang sudah Anda
bangun dengan susah payah menjadi berantakan.
2.
Mementingkan kepentingan individu
Jangan pernah mementingkan
kepentingan individual ketika Anda sedang bekerja sama, karena sebuah kerjasama
tidak akan berhasil jika setiap anggotanya mementingkan kepentingan masing –
masing. Semua urusan pribadi harus dikesampingkan dan utamakan kepentingan
bersama.
3.
Pemimpin tidak bijaksana
Pemimpin yang tidak bijaksana
akan membuat anggota tim menjadi tidak betah dan jika anggota tim sudah tidak
betah maka produktifitas kerja mereka akan menurun dan hal itu merupakan hal
yang merugikan bagi perusahaan. Seorang pemimpin harus bijaksana dan mau
menerima ide – ide yang diberikan oleh anggota tim kemudian mengambil keputusan
yang terbaik untuk tujuan bersama.
G.
Perbedaan
Tim Dan Kelompok
Kelompok dan Tim
dalam Organisasi. Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau
group didefinisikan sebagai 2 atau lebih individu yang saling bergantung dan
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan bersama. Kelompok
kerja (work group) adalah kelompok yang berinteraksi utamanya untuk saling
berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam
hal wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok kerja tidak memiliki
kebutuhan ataupun kesempatan guna terlibat di dalam kerja kolektif yang
memerlukan upaya gabungan. Akibatnya, kinerja mereka sekadar totalitas
kontribusi dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif
yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas
input yang mereka berikan.
Sementara itu, Tim Kerja
mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
totalitas input para individunya.
Perbedaan antara kelompok dan tim
KELOMPOK
|
TIM
|
♠ Memiliki pemimpin yang ditunjuk
♠ Akuntabilitas individual
♠ Tujuan kelompok dan organisasi sama
♠ Hasil kerja individual
♠ Mengadakan pertemuan – pertemuan efisien
♠ Efektifitas secara tidak langsung diukur oleh
pengaruh bisnis
♠ mendiskusikan, memutuskan, mendelegasikan
pekerjaan untuk para individu
|
♠ Berbagi peran kepemimpinan
♠ Akuntabilitas mutual dan individu
♠ Visi atau tujuan khusus tim
♠ Hasil kerja kolektif
♠ Pertemuan – pertemuan mendorong diskusi terbuka
♠ Efektifitas secara langsung diukur dengan menilai
kerja kolektif
♠ mendiskusikan, memutuskan, berbagi pekerjaan
|
Stephen P. Robbins melakukan
pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerjaberdasarkan
4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian.
Kerja versi Robbins,
Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan Kelompok dan
Tim berdasarkan 6 variabel tabel Taksonomi
Beda Variabel Tim dan Kelompok versi Robbins
Variabel
|
Tim
|
Kelompok
|
Ukuran
|
Terbatas
|
Medium dan Besar
|
Seleksi
|
Krusial
|
Imaterial
|
Kepemimpinan
|
Berbagi atau dirotasi
|
Solo
|
Persepsi
|
Pemahaman pengetahuan saling melengkapi
|
Fokus pada pemimpin
|
Gaya
|
Peran koordinasi yang tersebar
|
Konvergensi, konformi
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kerjasama tim atau time work adalah suatu kemampuan dari
sekelompok individu untuk dapat bekerja sama menuju ke visi yang sama. Kerja sama tim merupakan elemen
penting yang dibutuhkan bila kita ingin mencapai suatu hal yang tidak dapat
dicapai oleh orang lain.
Adapun tahapan-tahapan dalam perkembangan tim diantaranya, menetapkan
arah (drive), bergerak
(strive), mempercapat
gerak (thrive), sampai
(arrive).
Dibandingkan dengan kerja individu, kerjasama tim
lebih banyak manfaatnya, karena jika bekerja dalam tim hasil yang dirasakan pun
akan lebih maksimal. Selain manfaatnya ada pula hal negatifya dari kerjasama
tim, yaitu apabila anggota dari tim tersebut ada yang egois, mementingkan
kepentingan individu, pemimpin yang tidak bijaksana, dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Umam,
Khaerul. 2012, Perilaku Organisasi.
Bandung : CV Pustaka Setia
Langganan:
Postingan (Atom)